Umurku
14 tahun saat itu. Aku baru kelas 2 SMP. Kejadian terindah dalam hidupku. Aku
tak akan pernah melupakannya seumur hidup. Itu terjadi sekitar seminggu setelah
lebaran tahun 2008. Pelajaran hidup yang paling berharga. Dan sangat nikmat.
Aku
tinggal di kota Surabaya, dengan kakek dan nenekku. Ayahku adalah anak
terakhir, jadi ayahlah yang harus menjaga mereka. Ayahku hanya 3 bersaudara.
Kedua kakaknya perempuan. Saat lebaran kami semua berkumpul dirumahku. Rumahku
tidak terlalu besar. Hanya ada 4 kamar. Kamarku, kakek-nenek, kamar tamu dan
ayah-ibu. Saat lebaran kamarnya penuh dengan keluarga kami. Jadi para laki-laki
tidur di depan tv dengan tikar dan bantal. Kamar yang ada untuk anak perempuan.
Paman-paman
dan para sepupuku baik padaku, begitu juga dengan bibi-bibiku. Kakak pertama
ayahku memiliki satu anak perempuan yang sedang kuliah semester 5. Kakak
keduanya memiliki anak perempuan kelas 3 sma dan anak laki-laki kelas 4 sd. Aku
dekat dengannya, karena kami sesama laki-laki dan umur kami juga tak berbeda
jauh. Tapi ia manja dan sering dengan ibunya.
Empat
hari setelah lebaran keluarga kakak pertama ayahku pulang. Jadi rumah kami
hanya ada keluarga kakak kedua ayahku. Jadi aku bisa kembali tidur dikamarku. Bibi
dan kedua anaknya tidur di kamar tamu. Pamanku masih tidur di depan tv. Lalu ayah
menyuruhnya tidur bersamaku di kamarku. Aku sih biasa aja, paman itu juga baik
padaku dan juga ramah. Jadi tidak masalah.
Pamanku
ini berkulit gelap tapi tidak hitam. Dadanya bidang, badannya berisi tapi tidak
atletis dan perutnya sedikit
buncit. Ayahku lebih tinggi darinya, mungkin hanya 165 cm. Dan sering tersenyum yang membuatnya
terkesan ramah dan baik hati. Saat malam pertama aku tidur dengannya dia banyak
cerita masa kecilnya. Dan cerita lucu lainnya. Kadang untuk menemaniku mengerjakan
tugas sekolah. Ia minta maaf membuka baju dan celananya karena Surabaya panas
banget katanya. Ia hanya memakai celana kolor sepaha dan memakai selimutku
sampai dadanya. Aku juga melakukannya, memang itu kebiasaanku. Setelah cerita
panjang kamipun tidur. Tidak ada yang terjadi malam itu.
Malam
kedua aku ada acara, hanya pergi jalan2 jalan sih. Nonton film di bioskop
dengan teman sekolahku. Jadi aku bilang jangan sampai dikunci pintu kamarku.
Mungkin aku agak malam pulangnya. Beliau mengiyakan saja. Acara dengan
teman-temanku sampai sekitar jam 11 malam. Dan aku langsung pulang. Ibuku yang
setengah sadar membukakan pintu. Semua orang sudah tidur malam itu. saat aku
memanggil ibuku untuk menanyakan ada makanan apa, beliau sudah tak mau jawab.
Sudah tidur lagi. Akupun tak jadi makan dan langsung pergi ke kamarku, tidur.
Pintu
kamarku tidak dikunci, aku langsung masuk saja. Ternyata paman tidak lupa. Aku
melepas bajuku dan menyalakan lampu. Pamanku sudah tidak karuan. Ia tidur
dengan posisi terlentang. Tangan kanannya lurus searah dengan badannya di
sebelah kanan. Tangan kirinya masuk ke dalam selimut menyilang. Aku penasaran,
jangan2 dia memegang kontolnya. Jadi kubuka selimut pelan2. Ternyata benar,
tangan kirinya masuk ke dalam celana kolor bermotif polkadot hitam putih.
Celana kolor tersebut sedikit melorot jadi kelihatan kepala kontol yang berada
di bawah tangannya. Kepalanaya begitu besar, aku penasaran. Aku ingin lihat
keseluruhan kontol tersebut.
Kuturunkan
kolor sampai ujung jari-jari tangan kirinya pelan-pelan. Dengan sesekali
melihat wajahnya, takut terbangun. Jembutnya terlihat lebat dan sangat banyak.
Batang kontolnya juga terlihat sedikit di sela-sela jarinya. Aku akan menggeser
sedikit tangannya agar bisa melihat kontol tersebut utuh. Aku sangat penasaran,
kontol tersebut terlihat sangat besar. Padahal itu belum ereksi, dan jika
ereksi akan jauh lebih besar. Aku duduk di sebelah kirinya dan memegang jempol
kirinya pelan-pelan. Aku angkat sedikit demi sedikit dan meenggesernya. Tapi
berat, jadi aku hanya akan mengangkat dan melihatnya lalu menurunkannya lagi.
Aku pegang jempol kirinya dengan tangan kanan lalu jari-jarinya dengan tangan
kiri. Berhasil, tangannya terangkat, dan terlihatlah kontol itu utuh. Sangat
besar dan terkulai lemas. Besar dan panjangnya masih lebih besar daripada
kontolku dalan keadaan ngaceng penuh. Kuturunkan tangannya ke paha kirinya,
jadi kontol tersebut terpampang jelas dimataku.
Aku
memperhatikannya sangat lama. Lalu kuberanikan untuk memegangnya. Kupegang
dengan tangan kanan kepala kontolnya, lalu batangnya. Hangat, dan batangnya
begitu besar. Kontol itu terasa menegang dengan pasti, sedikit demi sedikit
bertambah keras dan besar. Aku melihat muka pamanku, matanya terbuka dengan
santai dan menatapku dengan tersenyum manis. Dia tidak terlihat bangun tidur.
Langsung
kulepaskan peganganku, lalu memakai selimut dan tidur membelakanginya. Ma’afkan aku paman, aku tak bermaksud
apa-apa. Hanya penasaran saja. Aku
benar-benar takut. Penasaran kenapa? Tanyanya
santai, paman ga marah? Tanyaku
berbalik badan. Enggak kok, penasaran
kenapa? Aku tersenyum juga, aku menjadi tenang. Kok bisa kontol paman segede
ini? Pasti bibi kualahan jika ‘main’ dengan paman. Kataku bercanda sambil
sedikit tersenyum. Ah, kamu bisa aja. Kan
kamu belum lihat kalo udah ngaceng. Katanya sambil mengacak-acak rambutku. Memang belum sih, tapi pasti gede banget. Kataku
sedikit membayangkan. Kamu mau lihat kalo
udah ngaceng ? Tanyanya menggodaku. Boleh?
Tanyaku agak takut. Boleh aja,
kocokin kontol paman ya! Kamu udah pernah ngocokkan? Tanyanya sambil membuka selimut, diturunkannya
celana kolornya sampai paha. Terlihatlah jelas kontol tersebut. Aku melihatnya
sangat lama. Sering paman, tapi ngocok
punya sendiri aja. Kataku sambil masih terus melihat kontol tersebut. Jangan Cuma dilihatin aja, kocokin dong. Katanya
sambil mengarahkan tangan kananku ke kontolnya. Akupun mulai mengocoknya dengan
cepat, dan kontol tersebut mengeras dengan pasti.
Aku
semakin semangat, penasaran seberapa besar dan panjang setelah ngaceng penuh.
Aku iseng bertanya, sejak kapan paman
bangun tadi? Aku penasaran. Sejak kamu buka pintu. Katanya tersenyum,
sangat manis senyumnya. Kenapa paman
biarin aku melihat kontol paman? Tanyaku sambil melihat matanya. Paman penasaran saja apa yang akan kamu
lakukan. Udahlah jangan banyak tanya, kocokin aja. Sampai muncrat ya! Katanya
memohon. Iya paman, muncrat sepuluh
kalipun akan aku kocokin terus. Kataku sambil tertawa. Dasar! Katanya sambil
mengacak-acak rambutku lagi.
Aku
mengocoknya lama sekali. Paman sudah mulai terangsang, terdengar desahan dari
nafasnya. Aku semakin cepat mengocok. Aku ingin melihat spermanya muncrat.
Pasti banyak sekali. Lebih cepat lagi
dong. Udah ga kuat ni. Kata pamanku sedikit terputus-putus. Badannyapun
sudah berkeringat. Aku jadi terangsang melihat badannya berkeringat. Aku
memegang kontolku dengan tangan kiriku. Udah ngaceng penuh, aku mengocoknya
dengan tangan kiri. Tenang, nanti paman
gantian yang kocokin punyamu. Katanya sambil meremas kontolku dengan tangan
kirinya. Rasanya nikmat sekali. Aku jadi tidak sabar pengen dikocokin pamanku.
Semakin cepat aku mengocok kontolnya.
Desahan
paman semakin sering dan semakin keras, keringatnyapun semakin banyak. Terus. Paman ga kuat lagi, lebih cepat lagi.
Lebih cepat lagi. Katanya meracau. Aku semakin cepat mengocoknya. Aku
merasakan denyutan di kontol besarnya, lalu paman terlihat mengejang. Dan
muncratlah sperma paman. Crott…crott…crott… Sperma paman muncrat berkali kali.
Sekali muncratpun banyak sekali spermanya. Muncrat ke dada, perut dan pahanya.
Ada juga yang ke sprei kasurku. Di tanganku juga banyak yang meleleh. Lalu ia
mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya. Nafasnya menjadi teratur.
Keringatnya membasahi badannya. Aku mengambil handukku, ku lap semua sperma di
badannya. Keringatnya juga. Terima kasih
ya… Katanya sambil tersenyum manis. Sama-sama
paman, aku juga senang melakukannya kok. Aku masih mengelap seperma dan
keringatnya.
Sekarang giliranmu. Katanya sambil
bangun. Ia melepas celana kolornya. Sambil berdiri. Lalu meletakkannya di
sampingnya. Sekarang paman benar-benar telanjang bulat. Kontolnya terkulai
lemas. Baru pertama kali ini aku melihat orang dewasa telanjang di depan
mataku. Biasanya hanya di film bokep aja. Aku melepaskan celana kolorku. Dan
tidur terlentang. Akan paman kocok dengan
cara berbeda. Katanya sambil mengangkangkan kakiku, lalu ia duduk di antara
kakiku. Dan mulai memegang kontolku yang sudah menegang dari tadi. Tangannya
hangat dan kontolku semakin menegang. Belum pernah ada yang memegang kontolku
selain aku sendiri. Pamanku adalah orang pertama yang melakukannya. Lalu paman
mengocoknya pelan-pelan.
Imut sekali kontolmu, paman dulu waktu
seusiamu juga segini. Katanya sambil mengocok kontolku. Aku tidak tinggi,
dan juga tidak terlalu pendek. Badanku berisi tapi tidak kekar. Kulitku juga
coklat, terlihat hitam dari teman-temanku. Kontolku tidak terlalu panjang, tapi
gemuk dan hitam. Lebih hitam dari kulit coklatku. Masa sih? Berarti kalau sudah besar nanti kontolku bisa segede punya
paman? Kataku penasaran. Bisa dong,
tenang aja. Katanya sambil membelai jembut halusku dan juga biji pelerku. Katanya mau dikocok dengan cara berbeda?
Kalo begini sih sama aja sama aku tadi. Kataku menggoda. Sabar
dong, harus ada pemanasan dulu. Katanya sambil terus mengocok. Aku diam
saja menungu, kalo dikocok begini sih aku juga bisa lama seperti pamanku tadi.
Aku sudah biasa sih. Udah siap? Tanyanya.
Aku bingung. Siap apa paman? Tanyaku,
tapi paman sudah meremas pantat besarku. Dan kontolku dibiarkan aja. Lalu
kepalanya turun dan mulai menjilati kontolku. Dijilati? Aku tidak percaya, paman mau menjilati kontolku. Jangan paman, jorok. Kataku. Enakkan? Tanyanya. Enak sekali paman tapi… Udahlah, diam aja kamu. Nikmati aja. Katanya
pelan. Iya paman. Kataku patuh.
Kontolku
masuk semua ke dalam mulutnya, dan kontolku terasa tertarik ke dalam mulut
paman. Tangan pamanku terus meremas pantatku. Sesekali paman memasukkan jarinya
ke lubang pantatku. Aku jadi semakin terangsang. Biji pelerku dilumatnya juga
membuatku jadi semakin gila. Enak sekali. Paman menjilati kepala kontolku
sensasinya luar biasa. Aku mendesah keenakan. Paman mengocok kontolku dengan
mulutnya, menyedotnya, mengeluarkannya lagi lalu memasukkannya lagi. Begitu
seterusnya. Aku menggelinjang2 keenakan. Kepala kontolku mengenai langit-langit
mulutnya, membuatku semakin nikmat. Bibir paman juga sampai ke jembut halusku
yang baru tumbuh sedikit. Kumisnya membuatku geli dan enak. Secara tidak
sengaja aku mendorong kepala pamanku masuk ke kontolku lebih dalam lagi, dan
aku mengangkat pantatku agar bisa masuk lebih dalam lagi. Aku mengulanginya
lagi dan lagi. Sensasinya sungguh luar biasa. Paman memainkan lidahnya di
lubang kencingku. Membuatku semakin nikmat. Remasan pantatku semakin keras. Aku
tak kuat lagi menahan rangsangannya. Ahh…
aku uhhh… udah ahh… mau uhh… keluar ahh… paman ahh... kataku sambil
mendesah keenakan. Paman tidak peduli, ia semakin ganas menjilat, mengemut,
menarik dan mendorong kontolku ke dalam mulutnya. Rasanya benar-benar sangat
nikmat sekali. Aku tak kuat lagi menahannya. Spermaku sudah mau muncrat.
Kontolku sudah berdenyut, dan tubuhku mengejang. Secara reflek aku menarik
kontolku dari mulut paman, dan menahan kepala pamanku dengan kedua tanganku.
Tapi paman melepaskan tanganku dan dengan cepat kembali melumat kontolku. Aku
biarkan saja. Aku tak kuat lagi. Kontolku berdenyut dengan pasti dan
crutt…crutt…crutt… sepermaku masuk semua ke dalam mulut pamanku. Dan pamanku
meminumnya semua. Dia juga menjilati spermaku yang meleleh di batang kontolku. Akupun
berkeringat banyak, kulitku dibasahi oleh keringatku sendiri. Air mataku keluar
dan badanku lemas sekali. Aku tak bisa bergerak, benar benar lemas.
Pamanku
tahu aku capek, dia berhenti menjilati kontolku yang sudah lemas dan tak ada
lagi seperma yang keluar. Kontol pamanku ngaceng kembali. Paman tau aku tak
kuat mengocoknya lagi. Paman dengan penuh nafsu menindihku. Ia menggesekkan
kontolnya ke kontol lemasku dengan kecepatan luar biasa. Paman sudah sangat
terangsang. Ia terus menggeseknya, dan terus membuat kontol kami beradu dan saling
begesekan dengan sangat kasar. Kontol pamanku benar-benar tegang dan sangat
keras. Aku merasa bersalah, badanku benar-benar lemas saat ini. Tenagaku tak
ada lagi untuk mengocoknya. Paman memelukku dengan sangat erat membuatkau
hampir tak bisa bernafas. Kedua tangganya memegang pundakku dari belakang dan
menariknya dengan sangat bernafsu. Pelukan itu sangat hangat, baru pertama kali
aku mengalaminya. Sungguh luar biasa. Gesekan kontolnya dengan kontolku tak
berhenti, semakin menggila. Percumnya membuat perutku lengket dan licin. Banyak
sekali yang keluar. Kontolku juga lengket karenanya. Selangkanganku menjadi
sangat licin. Paman terus menggeseknya dengan nafsu yang sangat besar sekali.
Sudah tak terhitung lagi berapa kali biji peler kami beradu. Paman mencium
dada, leher ketiak, pipi dan telingaku dengan penuh nafsu. Sesekali menjilatnya. Gesekan kontolnya tak
berhenti. Paman sudah benar-benar sangat terangsang. Ku remas pantatnya seperti
yang ia lakukan padaku tadi. Aku remas seirama dengan gesekan kontolnya. Paman
berbisik, ahh… masukkan ahh… juga uhh...
jarimu.. ohh.. ke dalam… ahh… pantat ahh.. paman ohh… Katanya dengan nafsu
yang tak terbendung lagi. Aku melakukannya, kadang jari telunjukk kanan, jari
tengah lalu kumasukkan bersamaan. Pamanku mendesah keenakan. Kadang setelah
masuk ku obok-obok pantat paman membuat paman mendesah keras keenakan. Kadang
aku lepaskan dan kupeluk erat pamanku. Ini berlangsung cukup lama, paman terus
saja menggesekkan kontolnya dengan sangat cepat. Aku hanya bisa diam, kadang
meremas pantatnya, kadang mengobok-obok pantatnya dan kadang juga memeluknya
dengan sangat erat. Gesekan kontolnya semakin ganas dan menggila. Desahan pamanku
juga semakin keras dan sangat bernafsu. Gesekan kontolnya juga semakin cepat
dan kasar. Sepertinya paman sudah ingin keluar lagi. Aku harus berguna. Kuremas
pantatnya dengan tenaga yang tersisa. Paman mendesah keras. Ahh… lagi.. ahh lagi.. ahh.. Racaunya
tak karuan. Gesekannya semakin cepat, pelukannya semakin erat. Keringat paman
sudah seperti banjir bandang. Badan kami sudah basah oleh keringatnya. Nafas
paman semakin memburu, terdengar kasar dan menyeramkan. Kumasukkan jariku ke
dalam lubang pantatnya, lalu kuobok obok dengan kasar. Ahh… terus ahh.. terus. Ohh… nikmatnya ohh.. teruskan… ahh... Pamanku
sudah sangat bernafsu. Kumasukkan keempat jariku bersamaan, telunjuk dan jari
tengah kanan dan kiri. Lalu kuobok2 dengan kasar. Paman mendesah keras, AHH…
LAGI OHH.. AHH… pelukan paman semakin erat, aku tak bisa bernafas, gesekan
kontolnya menjadi sangat cepat, badannya menegang, dan CROTT… CROT… CROTT…
Sperma paman muncrat di dada dan perutku. Banyak sekali. Mungkin lebih 10 kali muncrat.
Pelukan
paman mengendur, dan ia benar-benar berhenti bergerak. Ia diam di atas badanku.
Kepalanya berada di sisi kanan kepalaku, badan kami berhimpitan. Badanku basah
oleh keringat dan sperma pamanku. Kulepaskan tanganku dari lubang pantat
pamanku. Lalu kupeluk erat badan pamanku. Benar-benar nikmat. Ini berlangsung
cukup lama, nafas paman belum teratur. Kami istirahat dalam diam. Saat nafas paman sudah
teratur. Aku membuka pembicaraan, ma’afkan
aku paman. kataku lirih. Mengapa kamu
meminta maaf? Harusnya paman yang minta ma’af. Paman sudah tak bisa lagi
menahan nafsu paman. Padahal tadi paman hanya ingin membalas kocokanmu, tapi
paman sudah tak bisa menahan nafsu lagi. Dan paman ngentotin kamu seperti
ini. Paman minta ma’af ya… katanya berbisik. Tidak paman, seharusnya tadi
giliranku untuk mengeluarkan seperma paman, tapi aku capek sekali, sehingga
paman yang sudah ngocokin aku harus ngentotin aku juga untuk mengeluarkan
seperma paman. Harusnya aku yang melakukannya. Aku benar-benar minta ma’af. Kataku
terdengar menyedihkan. Tidak usah
dipikirkan, paman berterima kasih padamu. Katanya sambil memelukku dengan
erat. Tapi paman… Sttt… Paman
menghentikan omonganku yang belum selesai dengan menaruh telunjuknya di atas
bibirku. Lalu memelukku dengan lembut. Aku juga melakukannya. Terima kasih paman. Paman diam saja, ia
hanya mengeratkan pelukannya. Aku juga melakukannya.
Setelah
cukup lama berpelukan, aku bertanya pada pamanku. Paman mau minum? Kataku berbisik. Boleh. Tolong ambilkan ya… Paman menjatuhkan badannya ke samping,
dan tidur terlentang. Aku mengambil handuk tadi dan mengelap keringat dan
sperma di tubuh paman. Kuremas kontolnya sekali dengan gemas. Terima kasih ya, dasar nakal. Katanya
sambil mengacak-acak rambutku saat kukulum kontolnya. Aku hanya tersenyum. Aku
juga membersihkan badanku dengan handuk itu. Aku telanjang bulat mengambil
minum ke dapur. Aku yakin tak ada yang akan terbangun di tengah malam seperti
ini. Aku minum kira-kira seperempat botol 2,5 lt. Lalu kuisi penuh dan kubawa
kekamarku.
Paman
masih terlentang seperti tadi saat kutinggalkan. Kuberikan botol air minum
kepadanya. Lalu ia duduk dan meminumnya. Aku sudah tak sabar lagi, tenagaku
sudah pulih. Aku rentangkan kaki pamanku lalu kutarik pahanya sehingga paman
agak terlentang sambil bersandar ke kepala dipanku. Lalu dengan penuh nafsu kukulum
kontolnya, pamanku masih minum. Sabar
dong! Katanya lalu minum lagi. Aku tak peduli, kukulum dengan ganas.
Kujilat-jilat batangnya dari kepala sampai pangkal kontolnya. Lalu biji
pelernya juga. Kedua tanganku sudah meremas pantatnya dengan keras dan
bernafsu. Kontol paman tak masuk seluruhnya ke dalam mulutku. Mungkin aku hanya
bisa mengulum sepertiganya saja. Aku masih tersedak saat awal mengulumnya. Jangan dimasukkan semuanya. Kata
pamanku. Aku ingin merasakan semuanya. Kataku
tak mau kalah. Lalu kulakukan seperti paman memperlakukan kontolku tadi. Mengulum,
menjilat, mengemut, dan mengocoknya dengan mulutku. Berlahan tapi pasti kontol
paman menggeras. Percumnya juga keluar sedikit demi sedikit. Asin rasanya. Kadang
aku mengocoknya dengan dua tangan, atas dan bawah sangat besar kontol paman ini.
Paman mulai mendesah keenakan. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam lubang pantat
pamanku. Kuobok-obok sampai paman mendesah keras keenakan. Aku juga masih
mengulum kontol pamanku. Kepala kontol pamanku berwarna merah bata gelap dengan
kulit kontol yang benar-benar gelap. Urat-urat kontolnya terlihat jelas. Saat
kugenggam terasa sangat keras. Kukulum batang dari samping sambil sesekali kugigit
kecil. Biji pelernya kuemut bergantian kanan dan kiri. Dan pantatnya kuremas
dengan sangat keras. Aku melakukannya berulang ulang sampai aku puas. Paman mulai mendesah seirama dengan kocokan
mulutku. Semakin lama semakin keras. Paman menekan kepalaku ke dalam kontolnya
sambil memajukan pantatnya sehingga aku tersedak. Paman kaget dan meminta maaf.
Aku tak peduli dan terus mengulum kontol pamanku. Aku harus meminum semua
seperma pamanku kali ini. Harus. Lalu paman melakukannya lagi, aku tersedak
lagi. Kali ini ia tidak minta ma’af. Sudah sangat bernafsu. Dia ga peduli lagi
denganku. Akupun tak memikirkannya. Aku terus mengulumya dengan ganas. Nafas
paman sudah semakin memburu, desahannya juga semakin keras, sodokannya terhadap
mulutku sudah tak terkontrol lagi, beberapa kali aku tersedak. Paman sudah
berkeringat lagi, badannya penuh dengan keringat yang menetes menuruti lekuk
tubuh pamanku. Semakin bernafsu aku melihatnya. Kucopot tanganku dari lubang
pantat pamanku, ia terlihat sedikit kecewa. Kukulum kontol bagian atas dan
kukocok dengan ganas di batang yang tidak masuk ke dalam mulutku dengan tangan
kananku. Paman mendesah keras. Ahh.. terus.. ahh.. ohh… terus… ahh.. Aku
semakin gila melakukannya. Semakin ganas aku mengulumnya. Paman semakin
bringas, gerakan badannya jadi tak terkontrol. Ia menggelinjang seperti kaki
seribu. Dan mendesah dengan sangat keras, AHH.. AHH.. AHH.. Disusul dengan
muncratan sperma dalam mulutku yang begitu banyak. CROTT… CROTT… CROOT… Muncratan
pertama mengenai langit-langit mulutku. Aku hampir tersedak, tapi aku tak mau
kehilangan satu muncratanpun. Aku mempertahankannya. Dan semua muncratan itu
masuk ke dalam mulutku. Sampai lelehan
di batang kontol pamanku aku jilati tanpa sisa. Rasanya asin, dan tak enak tapi
akupun menelannya. Pamanku tadi juga menelan spermaku. Aku harus melakukannya. Pamanku
ngos-ngosan dan minum lagi. Lalu mengatur nafasnya.
Aku
terkulai lemas di pahanya dan sesekali mengulum kontol lemas pamanku, dan juga
memainkan biji pelernya. Setelah minum paman menarikku ke atasnya dan kami
berpelukan sambil terlentang. Pelukannya begitu hangat dan sangat nikmat.
Kuertakan pelukanku, aku sudah ngaceng dari tadi, jadi kugesek-gesekkan kontolku
ke kontol lemas pamanku dengan kasar. Aku sudah sangat bernafsu. Kupeluk erat
pamanku lalu kugesekkan kontolku tanpa ampun. Kamu ini benar-benar gila. Sudah ngaceng lagi ya kontolmu? Sekarang
paman akan mengocokmu lagi dengan gaya yang jauh lebih nikmat. Paman yakin kamu
belum pernah merasakan kenikmatan itu. Aku tak peduli, aku terus
menggesekkan kontolku sambil kueratkan pelukanku. Aku juga mencium dada, leher,
telinga pipi pamanku seperti paman memperlakukanku tadi. Aku benar benar sudah tak punya akal sehat
lagi. Keringat kami sudah bercampur. Aku semakin gila menekan kontolku. Paman
memelukku erat lalu menjauhkanku dari badannya. Lalu ia bangun. Sabar ya, istirahat aja dulu. Sekarang
giliran paman. Kamu diam saja di situ, tunggu sebentar.
Paman
berkeliling ke kamarku, memeriksa meja dan tempat aku menyimpan buku atau
barang-barang berharga. Sepertinya ia tidak menemukan yang ia cari. Lalu
membuka lemariku, ia mengacak-acak tempat parfumku. Lalu mengambil minyak rambutku. Ia meratakan ke tangannya.
Lalu kembali ke kasur, mungkin ia akan mengocokku dengan gel itu. Aku minum
lalu duduk tenang. Ia menyuruhku terlentang lagi. Ia mengocokku dengan gel itu,
rasanya benar-benar luar biasa. Aku
menggelinjang keenakan karenanya. Sedang asik-asiknya aku menikmatinya. Paman
berhenti mengocokku. Aku heran, paman mengoleskan gel itu ke pantatnya. Astaga,
aku akan menyodominya. Aku belum pernah merasakannya. Aku jadi berdebar-debar
memikirkannya. Setelah kira-kira merata paman mengangkangiku. Ia memegang
kontolku dengan tangan kananya lalu mengarahkan ke lubang pantatnya. Lalu
menekankan badannya ke kontolku. Tapi susah, walaupun kontolku pendek, tapi
gemuk. Jadi paman tidak dapat langsung memasukkannya. Paman menyuruhku
mengarahkan kontolku ke pantatnya. Ia memasukkan kedua telunjuknya ke dalam
lubang pantatnya. Ia melebarkan lubang pantatnya selebar mungkin. Dan
mengarahkannya ke kepala kontolku. Hanya sedikit di bagian kepala kontol atasku
yang masuk. Tapi itu sudah cukup, paman lalu menekankan badannya ke kontolku.
Dengan sekali hentakan sepertiga kontolku masuk. Paman terlihat menahan sakit,
lalu melanjutkan ke hentakan kedua. Hanya bertambah sedikit yang masuk. Paman
meringis kesakitan. Tidak usah paman.
Sakit nanti. Kataku memohon, tapi satu katapun tak didengar oleh pamanku.
Paman mulai dengan hentakan ketiga. Sangat keras, sehingga dengan satu hentakan
itu seluruh kontolku masuk ke dalam pantat pamanku. Paman terlihat menahan
sakit yang sangat luar biasa. Mungkin hanya kontolkukah yang pernah masuk
kesana. Jadi terlihat sangat menyakitkan. Paman berhenti sejenak, menunggu
pantatnya menyesuaikan keadaan. Aku tak bisa membayangkan rasanya. Kontolku
seperti digenggam dengan tangan yang erat sekali. Dan rasanya hangat.
Benar-benar nikmat. Genggaman di kontolku bergelombang dari pangkal sampai ke
kepala kontolku. Sensasinya sungguh luar
biasa. Hangatnya pantat itu tak pernah kurasakan seumur hidup. Tak pernah ada
sesuatupun yang kurasakan senikmat itu seumur hidupku. Setelah dirasa cukup
menyesuaikannya, paman mulai memompa kontolku naik-turun. Sungguh sangat nikmat
sensasinya. Rasanya kontolku mengaduk-aduk pantat pamanku. Rasa hangat itu terus
ada di sana. Benar-benar nikmat. Paman terus memompa dengan ganas. Ekspresi
paman terlihat sangat menikmatinya. Ekspresi itu terlihat lebih nikmat dari
saat kukulum atau kukocok kontolnya. Mungkin kontolku yang masuk ke dalam
pantatnya juga memberikan sensasi yang sangat nikmat. Paman begitu
menikmatinya. Ia mendesah saat kontolku masuk seluruhnya. Lalu mendesah lagi
saat masuk berikutnya. Jadi desahan paman seirama dengan masuknya kontolku ke
dalam pantatnya. Peluh paman menetes ke perut dan selangkanganku. Membuatku
semakin terangsang. Juga saat daging di pantatnya mengenai selagkanganku, aku
tak bisa menahan nikmatnya. Aku semakin terangsang karenanya. Ini berlangsung
cukup lama. Paman sampai kelelahan. Dan mencopot kontolku dari pantatnya. Ia
minum lagi. Saat ia ingin memasukkan kontolku ke pantatnya lagi, aku duduk. Dan
minum juga. Aku memohon agar pamanku terlentang. Pamanku binggung tapi
melakukannya. Lalu ku angkat pantat paman. dan aku berusaha memasukkan kontolku
kesana lagi. Usaha pertama gagal, doronglah
lebih keras lagi, kamukan laki-laki. Nanti akan lebih melelahkan dari ini kalau
sudah menikah. Aku tak mepedulikannya. Aku langsung melakukan usaha kedua.
Ku arahkan kepala kontolku ke pantat paman, lalu kudorong dengan sekuat tenaga.
Berhasil. Kehangatan pantat yang hilang sejenak tadi kembali lagi. Lalu aku
memompanya dengan sekuat tenaga. Sensasinya sungguh luar biasa. Aku belum
pernah merasakan sensasi yang luar biasa seperti ini. Kupompa dengan sisa
tenagaku. Aku memompa secepat yang aku bisa. Kehangatan pantat itu sungguh
menyiksaku. Spermaku sudah ingin muncrat, aku ingin bertahan sedikit lebih
lama. Ronde ini sangat nikmat, aku tak mau berlangsung sebentar saja.
Kuturunkan tempo pompaku. Seperma itu terasa menjauh. Melihat turunnya tempoku
paman heran. Udah capek? Okelah… Paman
mencopot kontolku dari pantatnya. Bukan
begitu paman, aku hanya…. Sudahlah, ga perlu malu, kamu masih smp. Wajar, nanti
kalau sudah besar juga bisa kok tahan lama. Katanya memotong pembicaraanku
yang belum selesai. Sambil berdiri, lalu menyuruhku terlentang lagi. Aku enggan
melakukannya, aku sedikit marah karena diremehkan. Jangan marah dong, paman akan melakukan hal lain lagi. Kamu pasti suka.
Senyum dong. Aku tidak tersenyum sama sekali. Paman mengarahkan kontolku ke
pantatnya lagi seperti posisi awal tadi. Dengan sekali hentakan seluruh
kontolku tenggelam dibuatnya. Walaupun aku sedikit marah, kehangatan pantat itu
masih kurindukan. Jadi aku menikmatinya saja. Paman tidak memompa seperti tadi,
tapi dengan kondisi seluruh kontolku tenggelam ke dalam pantatnya, paman memutar-mutar
pantatnya. Kontolku diputar-putar di dalam pantatnya. Sungguh luar biasa
rasanya. Kontolku seperti tongkat untuk membersihkan botol. Dinding pantat itu
bergantian mengenai kontolku. Kanan kiri atas bawah. Sungguh luar biasa. Aku
tak kuat menahan spermaku lagi. Crutt… crutt.. crutt…Semuanya muncrat ke dalam
pantat pamanku. Pamanku semakin ganas memutar pantatnya, sampai muncratan
terakhir sepermaku. Ekspresi paman benar-benar menikmatinya. Sepertinya pantat
yang dimasuki kontol rasanya benar-benar nikmat. Lelehan sperma di pantat
pamanku jatuh ke kontol dan selangkanganku. Banyak sekali lelehannya. Aku lemas
dan berkeringat. Tapi nikmat itu sungguh tak tergantikan. Paman mengambil
handuk dan membersihkan sperma di pantatnya juga di kontol dan selangkanganku.
Lalu
paman minum lagi. Paman menghabiskan minumnya. Aku juga ingin minum, jadi aku
mengambil lagi ke dapur. Saat aku sampai di kamar, paman sudah dalam posisi
tidur. Selimutnya sudah dipakai sampai dadanya. Hanya kepala yang masih
terlihat. Aku langsung naik dan ikut berselimut di belakangnya. Kupeluk dengan
erat dari belakang. Paman meremas pantatku dengan tangan kanannya penuh nafsu.
Aku merasakan pamanku belum puas. Aku pura-pura memeluknya, lalu kucari kontol
pamanku. Dapat. Kontol paman masih ngaceng dengan sangat keras. Ayo paman ronde terakhir. Kataku sambil
membalikkan badannya. Paman nurut saja, lalu memelukku dengan erat. Tidak usah. Nanti tidak ada habisnya sampai
pagi. Paman memelukku penuh nafsu, aku yakin paman belum puas. Kugesek-gesekkan
pahaku yang berada di antara pahanya. Kontol paman adalah sasaranku. Paman
semakin gelisah menahan nafsu. Ayolah
paman, aku janji ini yang terakhir malam ini. Kataku manja, sambil kupeluk
dengan penuh nafsu. Dasar nakal. Paman
mengatakan sambil menindihku. Lalu menggesek-gesekkan kontolnya ke kontolku
yang lemas penuh nafsu. Aku memeluknya dengan erat. Paman mulai menjilat,
mengecup dada, leher telinga dan sebagainya. Paman sudah terbakar nafsu.
Tekanan kontolnyapun semakin cepat. Nafasnya memburu dan desahannya semakin
lama semakin keras. Aku tidak mau paman muncrat dengan cara ini lagi, harus
dengan cara lain. Kontol paman harus masuk ke pantatku. Harus. Aku memeluk erat
dan bilang, sebentar ya… Paman heran
dan tidur terlentang sambil terus melihatku turun dari ranjang. Aku pergi ke
lemariku dan mengambil minyak rambutku. Kuratakan di tanganku. Melihatku paman
marah, Paman ga mau kalo yang itu. nadanya
sedikit marah. Kenapa? Tanyaku heran.
Pantatmu terlalu kecil, ga akan muat. Memangnya
kamu pernah buang air besar sebesar kontol paman ini? Bisa robek nanti. Rasanya
benar-benar sakit. Nadanya menunjukkan kalau itu sangat berbahaya. Ga apa-apa paman aku bisa menahannya. Kataku
enteng. Mustahil. Sakitnya pantat paman
belum hilang sekarang. Apalagi yang jauh lebih besar. Paman masih marah. Ayolah paman, sekali ini saja. Aku
memohon. Ini akan menyakiti dirimu
sendiri, lagian paman sudah lebih banyak muncrat daripada kamu. Paman sudah
puas. Tidak usah kita lanjutkan. Sekarang paman benar-benar marah. Kontol paman tak bisa bohong. Ayolah paman,
tidak usah masuk semua, kepala kontol paman saja sudah cukup. Aku cuma ingin
tau rasanya. Aku benar-benar memohon. Kita
lakukan nanti saat kamu sudah SMA. Paman janji. Katanya penuh keyakinan. Aku ingin merasakannya sekarang, paman. Lagian
hanya kepala kontol paman saja, tak akan sakit kok. Kataku meyakinkan. Okelah, hanya kepalanya ya… Paman
menyerah. Yes, dalam hatiku. Aku
senang paman mau melakukannya. Kuratakan gel ke kontol pamanku, seluruh batang
kontol paman. Hanya kepalanya, ngapain
semuanya? Kata paman sedikit kaget. Kan
udah kuambil, masa dibalikin ke sana. Kataku beralasan. Padahal aku ingin
merasakan semuanya. Paman diam saja, nurut. Lalu kuberikan juga di sekitar pantatku.
Aku tidur terlentang dan mengangkang, paman
aja yang nekan. Paman sendiri yang menentukan seberapa boleh masuk kontol paman
ke pantatku. Paman mulai mengocok kontolnya. Rupanya pertengkaran kecil
tadi membuat kontolnya lemas. Setelah dikira cukup kuat paman mulai menekannya
ke dalam pantatku. Percobaan pertama gagal, pantatku benar-benar kecil. Tak
akan muat oleh kontol paman yang besar itu, walaupun hanya kepalanya aja.
Percobaan kedua hampir berhasil, tapi saat hampir masuk terpleset kontol paman
ke atas. Benar-benar mustahil. Percobaan ketiga paman menekan di tempat yang
salah, jadi gagal. Percobaannya banyak sekali, dan akhirnya paman meyerah. Ini mustahil, ga usahlah. Kita lakukan yang
tadi aja. Kata paman menyerah. Kalo
gitu coba paman yang terlentang. Aku yang masukkan. Paman nurut aja dan
langsung terlentang. Aku mulai mengangkanginya, mengarahkan kontolnya ke pantatku.
Empat jariku kumasukkan paksa ke lubang pantatku. Rasanya perih. Lalu
kulebarkan selebar mungkin. Melihatku paman sedikit ngeri, lalu kusuruh paman
mengarahkan kontolnya ke pantatku. Percobaan pertama hampir berhasil, tapi
besarnya kontol paman membuat pantatku menutup kembali dengan cepat. Aku
melakukannya lagi, pantatku kuarahkan ke kontol pamanku. Lalu berat tubuhku aku
tumpukan ke kontol paman. Setengah kepala kontol itu masuk. Aku tekan untuk
kedua kalinya, kepalanya masuk semua. Rasanya benar-benar gila. Pantatku
terbakar. Tapi kontol itu terasa cocok disana. Aku menikmatinya. Paman
menunjukkan ekspresi yang sangat nikmat. Sambil memejamkan mata paman nyengir.
Sepertinya walaupun hanya kepalanya saja rasanya sungguh nikmat. Aku
menyesuaikan sejenak. Aku putar-putar pantatku yang membuat paman mendesah
keras keenakan. Kontol itu membuat pantatku merasa lebih besar. Rasanya
benar-benar nikmat. Saat paman memejamkan mata aku mengambil kesempatan untuk
menambah kedalaman. Kutekan sekuat tenaga, dan bless. Sepertiga kontol paman
masuk. Rasanya benar-benar nikmat. Sakitnya tak bisa dibandingkan dengan nikmat
yang kudapatkan. Aku samasekali tidak keberatan jika semuanya masuk ke dalam
pantatku. Pasti akan nikmat sekali. Melihat itu paman bangun dan langsung
mencopot kontolnya dari pantatku. Ia benar-benar marah sekarang. Paman ga mau lagi melakukannya. Paman
langsung tidur dengan selimut menutup seluruh badannya. Aku menyesal
melakukannya. Lalu aku tiduran di sebelahnya tanpa selimut. Ma’afkan aku paman. rasanya benar-benar
nikmat. Aku tergoda untuk mencoba lebih dalam. Ma’afkan aku. Paman diam
saja. Selimutnya tak bergerak. Ayolah
paman, aku tak merasa sakit sedikitpun. Aku menikmatinya. Paman tak perlu
merasa bersalah. Paman tetap diam. Aku
minta ma’af. Aku janji tak akan melakukannya lagi. Paman tetap diam. Aku
menanggis, aku menyesal melakukannya. Setelah ini paman ga akan mau menyerahkan
kontolnya lagi kepadaku. Aku sangat menyesal. Gara-gara nafsu dan sedikit
kesombongan aku akan kehilangan kontol paman untuk selamanya. Hiks… ma’afkan.. hiks.. aku.. paman.. hiks..
Aku meminta ma’af sambil menanggis tersedu. Paman luluh juga, ia membuka
selimutnya menyuruhku masuk. Setelah aku masuk ia mendekapku dengan kehangatan
tubuhnya. Kontolnya sudah tak ngaceng lagi. Hei,
sudahlah. Laki-laki pantang menaggis. Katanya berbisik. Terima kasih paman. Kataku lirih. Kami
berpelukan lama sekali. Aku tak mau melepaskan pelukan itu. Setelah sekian lama
paman memelukku lebih erat, tapi ada nafsu di sana. Pahaku mencari kontol
paman, dan ternyata kontol itu sudah ngaceng. Aku binggung mau mulai dari mana.
Pamanku ga akan berani memintaku. Aku yakin dia masih mau melakukan itu. Harus
aku yang inisiatif. Kupeluk paman lebih erat sambil kucium dadanya. Paman mengeratkan
pelukannya. Paman terangsang. Aku mulai mencium ke segala tempat, ketiak, dada,
leher, telinga, dan pipinya. Paman jadi brigas, ditindihnya aku penuh nafsu.
Dibalasnya ciuman-ciuman tadi dengan lebih bernafsu dan nafasnya semakin
memburu. Kuremas pantatnya sekuat yang aku bisa. Paman mendesah keras.
Kulakukan berulang ulang. Lalu kumasukkan jariku ke dalam lubang pantatnya.
Paman semakin gila menggenjot kontolku. Kontolku juga ngaceng, jadi kontol kami
beradu dan saling mengeluarkan percum. Perut dan selangkangan kami lengket dan
licin. Paman semakin bringgas menekan kontolnya, gerakannya semakin cepat.
Kuremas lagi pantat pamanku sekeras-kerasnya. Paman mendesah dan semakin liar
menghajar kontolku. Kumasukkan empat jariku sekaligus lalu kuobok-obok
pantatnya. Paman semakin cepat menggesekkan kontolnya ke kontolku. Keringat
kami sudah bercampur, dan sudah basah sprei di bawahku. Keringat paman
membuatku semakin bernafsu. Ini berlangsung terus-menerus dan paman tak kunjung
mengeluarkan spermanya. Akhirnya paman lelah, dan berhenti. Lalu ia terlentang
di sampingku. Mungkin maksudnya gentian, jadi aku lansgung inisiatif
menaikinya. Aku mulai melakukan apa yang paman tadi lakukan. Paman meremas
pantatku dengan keras membuatku semakin terangsang. Kupercepat gesekanku. Dan
aku sudah mulai mendekati muncratnya spermaku. Paman memasukkn jarinya ke dalam
pantatku dan mengobok-oboknya dengan kasar. Pantatku terasa robek. Aku semakin
gila dibuatnya. Kupeluk erat pamanku dan tubuhku mengejang, dan crutt.. crutt..
crutt.. spermaku membasahi perut, dada, dan kontol kami. Aku lemas sekarang,
dan kubiarkan tubuhku terkulai lemas di atas badan pamanku.
Ternyata
kontol paman masih ngaceng. Langsung aku bangkit dan mengulumnya. Tapi tak
bertenaganya aku membuat paman tak merasa nikmat. Sudahlah, istirahatlah di atas paman dulu. Aku menurut saja. Dan
aku lemas di atas tubuh paman. Aku terus memeluknya, tak akan kulepaskan.
Akhirnya aku tidak jadi kehilangan kontol paman untuk selamanya. Lama kami
melakukan itu. Pamanku membelai rambutku sambil berbisik, Tadi kamu bilang tidak sakit? Boleh paman mencicipi pantatmu? Aku
kaget mendengarnya. Aku mendongakkan kepala melihat paman yang jadi sedikit
meras bersalah mengatakannya. Aku masih diam, kaget. Kalo sakit ya udah. Kata paman kecewa. Enggak paman sangat nikmat, ayo kita lakukan sekarang. Kataku
sambil mengulum kontol paman yang sudah kembali lemas. Aku terus mengulumnya,
akhirnya kontol paman benar-benar ngaceng dengan sangat keras. Aku bangkit
mengambil minyak rambutku, tapi paman memegang tanganku. Biar paman saja yang melakukannya. Kamu istirahat saja. Paman
berdiri dan mengambil minyak rambutku. Meratakan ke seluruh kontolnya dengan
agak kasar. Rupanya paman sudah tak tahan lagi ingin menikmati pantatku. Lalu
paman mengambil sedikit lagi untuk pantatku. Aku di suruh terlentang. Paman
meratakan ke sekitar pantatku, lalu memasukkan jarinya bergantian. Aku mendesah
keenakan karenanya. Pertama satu jari, lalu dua, lalu tiga , dan kekempat
jarinya sekaligus. Rasanya benar-benar nikmat. Lalu paman memegang paha kananku
dengan tangan kirinya, tangan kanannya mengarahkan kontolnya ke pantatku. Lalu
menekankan kontolnya ke pantatku. Kepalanya masuk, paman mendesah ke enakan
akupun juga. Sangat nikmat rasanya. Saat hentakan kedua paman mendesah sangat
keras, AHH… Pantatku terasa terbakar, tapi aku menahannya. Jika aku merasa
sakit pasti paman akan menghentikan aksinya. Sudah setengah kontol paman yang
masuk ke pantatku. Aku sangat menikmatinya. Paman melanjutkan hentakan ketiga.
Dengan satu hentakan kontol paman masuk seluruhnya. Paman menjadi sangat
bringgas. Paman diam sejenak memberkan waktu pantatku menyesuaikan buldoser
yang menghantamnya. Setelah itu paman memompa dengan sangat ganas. Aku
merasakan sensasi yang luar biasa. Antara sakit yang luar biasa hingga nikmat
yang tak terlukiskan. Aku mendesah, semakin sakit rasanya. Aku harus
menahannya, paman akan benar-benar marah jika aku terlihat kesakitan. Paman
semakin gila, pompaan kontolnya sudah tak terkontrol lagi. Sangat cepat.
Ekspresi paman tak pernah aku lihat. Ekpresi seperti itu belum pernah ia
keluarkan. Sepertinya posisi inilah yang sebenarnya membuat paman sangat
nikmat. Paman semakin menggila memompa kontolnya. Desahannya jauh lebih
bernafsu dari sebelumnya. Paman berhenti memompa dan menciumi dada, telinga dan
pipiku dengan kontol masih menancap mantap di pantatku. Sensasinya sungguh luar
biasa. Lalu paman memompa lagi, dengan nafsu yang lebih besar. Kedua tangan
pamanku memegang pinggangku dengan erat, sepertinya paman tak mau kehilangan
pantatku. Ia terus menahan posisi pantatku agar leluasa mengentotnya. Pantatku
terasa terbakar sekarang, sakitnya tak tertahankan. Aku tak kuat lagi
menahannya. Istirahat bentar paman, sakit
sekali… kataku memohon. Paman tak mempedulikanku, semakin keras paman
memompaku. Aku tak kuat lagi, aku belum pernah merasakan sakit seperti ini. Aku
menanggis, lagi. Aku terus menanggis sambil terus-terusan berkata, sakit.. paman… Aku terus mengatakannya,
tanpa henti. Aku hanya akan berhenti saat paman sudah mengeluarkan kontol
besarnya ke pantatku. Paman terlihat antara bernafsu dan marah. DIAM… kata
pamanku tegas. Aku belum pernah melihat paman semarah itu. Aku diam, dan terus
menahan sakitku. Paman semakin terlihat menyeramkan, sepertinya paman sangat
sangat menikmati pantatku. Desahannya sangat bernafsu dan keras. Kebringgasan
paman ini jauh lebih liar. Aku yakin sekali pantatku berdarah. Perihnya ga mau
hilang. Paman semakin menggila, genjotannya makin dahsyat. Ini berlangsung lama
sekali, paman benar-benar tak mempedulikanku. Paman mencopot kontolnya, aku
merasa lega. Paman membalikkan badanku. Posisiku sekarang tengkurap. Isakan
tangisku tertahan kasurku. Paman menarik pinggangku, aku bertumpu kedua
lututku. Aku menanggis keras saat paman kembali memasukkan kontolnya ke
pantatku. Tangisanku tertahan kasur. Teriakanku tak terdengar. Paman semakin
gila memompa. Aku tak menanggis lagi. Aku mencoba menikmatinya. Aku mencoba
menghilangkan rasa sakitnya, dan mencoba mengikuti irama paman memompa
kontolnya. Semakin lama sakitnya hilang. Nikmat itu datang dengan pasti. Aku
mulai merasa nikmat. Aku mulai mendesah seirama dengan sodokan paman. ternyata
sangat nikmat, nikmat ini belum pernah aku rasakan. Lebih nikmat daripada saat
kontolku masuk ke pantat pamanku. Aku mulai meracau. Terus.. ahh… terus… ahh… lebih ohh… dalam… lagi… ahh… Semua
teriakan kenikmatan itu tertahan kasurku. Tak terdengar jelas. Paman semakin erat
memegang pinggangku, frekuansi sodokannya semakin cepat. Aku semakin gila
menikmatinya. Kontol paman benar-benar nikmat. Paman mencekram pinggangku
sangat erat, dan memompa dengan kecepatan yang sulit dibayangkan. Paman kejang
dan CROTT… CROTT… CROTT… Muncratan sperma itu memenuhi pantatku, pantatku basah
oleh sperma. Banyak juga yang meleleh dari lubang pantatku. Sebelum semua
sperma itu keluar paman mencopot kontolnya. Lalu menelentangkan aku dan
memelukku dari samping. Aku jadi miring juga posisi tidurku. Paman memelukku
sangat erat. Ma’afkan paman. Paman sudah
ga kuat lagi menahan nafsu paman. Pantatmu sangat nikmat. Paman membuatmu
menaggis. Paman minta ma’af. Ma’afkan paman, paman janji ga akan melakukannya
lagi. Ini yang terakhir, paman janji. Paman minta ma’af. Paman menyesal telah
melakukannya. Paman benar-benar minta ma’af. Ma’afin paman ya… Paman
mengatakan itu semua tanpa jeda. Paman terus memohon, agar aku mema’afkannya.
Paman memang sedih dan terlihat sangat menyesal, tapi paman tidak menanggis.
Aku tidak menjawab, aku hanya memeluknya dengan erat. Badan paman terasa
hangat, keringat paman masih bercucuran di badannya. Sisa muncratan seperma
yang keluar dari kontol paman menempel di perutku. Aku yakin masih banyak
sperma yang meleleh di kontolnya. Kamu
mau mema’afkan paman? Paman bertanya lagi. Aku memeluk paman lebih erat dan
mengangguk kecil. Terima kasih ya. Terima
kasih banyak. Kamu boleh menikmati kontol paman kapanpun kamu mau. Katanya
sambil memelukku lebih hangat. Aku senang mendengarnya. Kapanpun aku mau, paman
akan menyerahkan kontolnya kepadaku. Aku tak bisa membayangkannya.
Aku
bangun, mengambil handuk dan membersihkan sperma yang menempel di perutku. Aku
juga mencoba membersihkan sperma yang ada di sekitar pantatku. Perih rasanya,
aku menahannya. Aku tak mau membuat paman merasa bersalah. Saat aku lihat
handuk itu, ada noda darah yang menempel disana. Aku tak memikirkannya. Lalu
aku juga membersihkan sperma yang ada di badan pamanku. Kulempar handuk itu ke
lantai. Aku tidur di sebelah kiri paman dan menarik selimut sampai dada kami.
Aku memeluk pamanku. Paman melingkarkan tangan kanannya ke dadaku dan
menumpangkan kaki kanannya ke kakiku. Setengah dada paman menindihku, paha
kanannya menindih kedua pahaku. Kontol lemas paman menempel di pinggangku. Benar-benar
hangat rasanya. Aku memeluk pamanku lebih erat. Aku tak akan melepaskannya. Rasanya nikmat kok paman, aku ga mau malam
ini yang terakhir. Aku membuka pembicaraan. Bohong. Paman tadi jelas melihatmu menanggis sambil terus memohon agar
paman berhenti. Paman ga akan melakukannya lagi. Katanya tak percaya. Waktu nanggis sih benar-benar sakit. Tapi
makin lama sakitnya hilang. Rasanya semakin nikmat. Aku membela diri. Tidak usah bohong, sampai paman muncrat kamu tak berhenti menanggis. Saat paman balik
tadi kamu menanggis keras. Paman masih tidak percaya. Memang, tapi setelahnya aku menikmatinya kok. Lebih nikmat dari waktu
aku menyodomi paman. Udahlah, pokoknya aku akan melakukannya kapanpun aku mau.
Paman janji gitukan? Kataku mendongak, aku tatap matanya. Iya deh, kapanpun kamu mau paman akan kasih
kontol paman ini. Terserah mau kamu apakan. Paman janji dan lebih baik paman
mati daripada melanggarnya. Kata paman sambil mencium ubun-ubunku. Aku
senang mendengarnya. Terima kasih paman. Kataku
sambil mengeratkan pelukanku. Paman juga melakukan hal yang sama. Kami tidur
dalam pelukan yang hangat.
***
Tok
tok tok
“Doni!
Bangunkan pamanmu.”
Tok
tok tok
“Doni!
Doni! Doni! Bangunkan pamanmu.”
Bibiku
mengetuk pintu dan menyuruhku membangunkan paman. Aku membangunkan paman dengan
malas. Aku menggoyangkan badannya, bangun
paman kataku. Aku tidur lagi.
Tok
tok tok
“Doni!
Bangunkan pamanmu. Kalo ga mau bangun buka pintunya. Biar bibi yang membangunkannya.”
Aku
kaget, habis kalau bibi sampai masuk. Aku bangun.
“Ga
usah Bi, aku bisa kok membangunkan paman.” Teriakku. Paman, Bangun. Kataku sambil terus menggoyangkan badannya. Tapi
paman hanya berubah posisi, dari tengkurap menjadi terlentang dengan tangan
kanan di kasur dan tangan kiri menarik selimut sampai dadanya. Aku punya ide.
Aku menyalakan musik. Suaranya tidak terlalu keras dari luar, cukup keras di
dalam kamarku. Kutarik selimut yang paman pakai. Paman tidak bergerak
sedikitpun. Aku duduk di atas dada paman menghadap kakinya. Aku tengkurap di
atas badan paman, aku mulai mengulum kontol pamanku. Kujilati ganas semua bagian kontol itu. Biji pelernya tak
luput dari sapuan lidahku. Lalu kukulum kepala kontol paman. aku menikmatinya.
Kukocok dengan tangan kananku dengan cepat. Paman mendesah beraturan dengan
mata masih terpejam. Kontol paman ngaceng perlahan. Makin lama makin keras.
Jembut paman makin jauh dengan mulutku. Aku bisa mengulum kepalanya sambil
mengocok batangnya. Paman sadar sepenuhnya. Paman memiringkan badan, aku jatuh
kesamping. Paman menarik pinggangku dan langsung mengulum kontolku tak kalah
ganas. Aku menggelinjang ke enakan. Aku mengulum kontol paman tak mau kalah.
Aku menjadi sangat menyukai mengulum kontol. Sensasinya luar biasa. Aku sangat
menikmatinya. Paman bangun dan menerlentangkan aku. Kontol kami ngaceng keras
sekali. Paman mengulum kontolku sejenak, lalu mengarahkan kontolku ke
pantatnya. Tanpa pelumas paman memaksa kontolku masuk. Paman memasukkan
jarinnya ke pantatnya lalu membukanya paksa. Lalu mengarahkan kontolku masuk
kesana. Baru kepala kontolku yang masuk paman menekan sangat kuat sehingga
kontolku masuk seluruhnya. Paman mulai menggoyang kontolku ke segala arah.
Kalau ini pengalaman pertamaku pasti aku langsung muncrat. Tadi malam adalah
yang pertama. Aku bisa menahannya lebih lama, menikmatinya. Lama paman mengocok
kontolku dengan pantatnya. Akupun sudah meracau ga karuan. Sangat nikmat
rasanya. Paman mencopot kontolku lalu tidur terlentang. Aku paham aku mengangkanginya
dan mencoba mengarahkan pantatku ke kontol paman. tapi paman mencegahnya lalu
paman mengangkat kedua kakinya. Memegangnya dengan kedua tangannya. Aku paham
sekarang. Aku disuruh mengentotnya dengan posisi itu. Aku melakukannya.
Kuarahkan kontolku dengan tangan kanan, sekali hentakan kontolku masuk
setengah. Hentakan kedua terbenamlah seluruhnya. Aku mulai memompanya dengan
kecepatan yang belum pernah aku lakukan. Aku meracau tak karuan. Aku terus
memompa kontolku dengan ganas. Aku merasa menjadi lelaki sejati. Ngentot dengan
ganas layaknya pria dewasa. Aku gengsi jika cepat muncrat atau pelan
memompanya. Jadi aku terus memompa dengan kecepatan penuh. Paman menyuruhku
berhenti. Aku mencopot kontolku. Paman nungging, menyerahkan pantatnya kepadaku
sepenuhnya. Aku mulai mengentotnya. Kami sudah seperti sepasang suami istri
yang baru menikah. Yang ada di otak hanya ngentot. Aku melakukannya dengan
ganas. Aku merasa akan segera muncrat. Aku menjadi semakin gila. Kupompa dengan
sisa tenagaku.
Tok
tok tok
“Doni!
Bangunkan pamanmu.”
“Iya
bi, nanti kubangunin.” Aku kaget dan mencopot kontolku.
“Pamanmu
ga bisa dibangunin sekali. Suruh mandi juga, langsung sarapan. Kamu juga,
jangan tidur lagi. Pamanmu itu ngasih contoh yang jelek aja bisanya.” Teriaknya
sambil meninggalkan kamarku.
“Iya
Bi. Paman pasti bangun kok.” Kataku sambil memasukkan kontolku lagi. Walaupun jelek yang penting nikmat. Paman
mengatakannya sambil tersenyum. Aku juga tersenyum dan terus memompa kontolku.
Aku sudah tak kuat lagi. Keringatku bercucuran seperti banjir. Kucengkram erat
pinggang pamanku. Kumasukkan sedalam-dalamnya kontolku. Crutt.. crutt… crutt…
Spermaku muncrat ke dalam pantat pamanku. Banyak sekali kukira. Rasanya seperti
kosong kontolku. Aku sudah memuntahkan semua spermaku. Aku memeluk paman dari
belakang tanpa mencabut kontolku. Aku lelah sekali. Paman menjatuhkanku, lalu
dengan nafsu yang tak terbendung ia menindihku. Lalu mencium dadaku, leher,
telinga dengan ganas. Kontolnya yang sangat keras terus digesek-gesekkan ke
kontolku. Tangannya memelukku erat sekali. Aku diam saja, aku istirahat. Kubiarkan
paman melakukan apapun yang ia mau terhadap tubuhku. Aku heran paman ga
langsung menyodomiku. Padahal itulah yang menurutku paling paman inginkan. Mungkin
paman masih takut aku kesakitan. Paman terus saja memompa kontolnya tanpa
memasukkannya kemanapun. Terasa tak adil. Aku bangun dan tanpa mempedulikan
pamanku aku mengulum kontolnya. Itu lebih baik kurasa. Paman meracau tak karuan.
Belum lama berlangsung paman mengangkatku seperti menggendong bayi. Aku heran,
tapi aku nurut saja. Paman membawaku ke kamar mandi. Aku diturunkan dan sisiram
dengan air seolah aku masih bayi. Aku dimandikan pamanku. Paman mengambil sabun
lalu menyabuni seluruh tubuhku. Lalu memelukku, kontol paman masih ngeceng
dengan keras sekali. Aku mengambil sabun lalu gantian menyabuni seluruh tubuh paman. Aku sengaja kontol paman
adalah tempat terakhir yang kusabuni. Lalu aku menyabuninya sambil terus
mengocoknya. Paman terus-terusan mendesah. Dan sesekali nyengir yang menandakan
kenikmatan yang datang terus-terusan. Aku berhenti melakukannya. Paman sedikit
kecewa. Aku memegang pinggir bak mandi lalu menyodorkan pantatku pada paman. Kita lakukan itu lagi setelah kamu bertambah
besar. Katanya sambil membalikkan badanku dan memelukku. Paman terus
menyodokkan kontolnya ke kontol lemasku. Ganas sekali. Sabun itu membuat licin
dan sangat nikmat. Aku melepaskan diri, kusodorkan lagi pantatku kepadanya
seperti tadi. Aku membungkuk karenanya. Aku bisa melihat kontol paman dari sela
kedua pahaku. Paman sudah janji, atau
akan melanggarnya sekarang? Paman jadi aneh, antara senang dan menyesal.
Tapi dengan pasti ia mengarahkan kontol besarnya ke pantatku. Sabun membuat
proses penetrasi ini berlangsung cepat. Paman sudah mendesah sangat keras saat
kontolnya masuk seluruhnya ke pantatku. Akupun begitu. Terasa sangat nikmat,
sepertinya pantatku sudah mulai terbiasa. Sensasinya sungguh luar biasa. Lalu
paman memompanya dengan kecepatan yang sulit dipercaya. Benar-benar mengerikan.
Paman sangat menikmati setiap sodokan kontolnya. Desahannya seirama dengan
masuknya kontol ke pantatku. Aku semakin gila dibuatnya. Kontolku ngaceng lagi.
Aku mengocoknya dengan tanganku sendiri. Paman menghentikannya. Spermamu harus masuk ke pantat paman. Katanya
tegas. Lalu memompa dengan kecepatan luar biasa. Cengkramannya keras sekali. Desahan
paman juga semakin keras dan menggila. Paman memasukkan kontolnya sedalam
mungkin ke dalam pantatku lalu menyemprotkan spermanya. CROTT… CROTT… CROTT…
Paman memelukku dari belakang. Aku melepaskan diri. Langsung saja aku masukkan
kontolku ke dalam pantat pamanku. Kupompa dengan sisa tenagaku. Paman juga
meracau tak karuan. Aku tak kalah bringgas. Sodokanku makin mantap dan aku
merasa bisa ngentot lebih lama dari sebelumnya. Kenikmatan pantat paman tidak
senikmat waktu pertama kali. Aku bisa menahan muncratnya spermaku. Aku terus
memompa dengan ganas. Kontolku terasa dipijat dengan kehangatan yang luar
biasa. Denyutan pantat paman kurasakan. Sangat nikmat sekali. Aku mencopot
kontolku. Lalu terlentang di lantai. Paman langsung saja mengangkangiku, lalu
menghajar kontolku dengan gerakan yang sangat liar. Semakin lama semakin nikmat
rasanya. Aku mengaduk-aduk pantat paman. rasanya nikmat sekali. Paman mencopot
kontolku, lalu berbalik arah. Paman menghadap kakiku, lalu kembali memasukkan
kontolku ke dalam pantatnya. Lalu memompanya dengan gaya berbahaya. Rasanya
sungguh berbeda. Sensasinya luar biasa. Aku tak kuat menahannya lebih lama. Crutt…
crutt…. Crutt… Spermaku membanjiri pantat paman. paman terus saja memompa
kontolku. Seperti memerasnya, mengeluarkan sperma yang masih ada di sana. Aku sangat menikmatinya. Setelah
keluar semua paman membangunkanku dan memeluknya. Paman sangat berterima kasih padamu. Paman belum pernah merasakan
kenikmatan bermain seks sehebat ini. Paman benar-benar berterima kasih. Katanya
sambil memelukku dengan keras. Aku juga
kok paman. aku belum pernah melakukan semua yang kita lakukan. Paman memberikn
pengalaman yang baru. Aku tak mau mendapatkannya dari orang lain. Kataku
sambil mengeratkan pelukanku. Lalu kami mandi, saling menyabuni badan dan aku
terus saja mengulum kontol paman. Aku sangat senang melakukannya. Walaupun
kontol itu tak ngaceng lagi. Aku hanya suka sekali melakukannya. Lalu kami
keluar, ganti baju dan sarapan. Diluar kamar seolah tidak terjadi apa-apa
antara kami. Paman benar-benar bisa membawa diri. Aku tak sabar menunggu malam
tiba. Kontolku terus-terusan ngaceng. Pengalamanku ini tak akan pernah hilang
seumur hidup. Aku senang, dari sekian banyak manusia mungkin hanya aku yang
mengalaminya. Aku menjadi semakin penasaran. Apakah memek lebih nikmat dari
lubang pantat? Aku harus membuktikannya sendiri. Lain waktu, aku pasti
mengetahuinya. Tak lama lagi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBudayakan Membaca, hargai kiriman orang lain, insyaallah membantu..
HapusVIMAX CAPSUL 100% ORIGINAL
Vimax Asli : Pembesar Penis Dan Pemanjang Penis permanen.
PEMESANAN / KONSULTASI
SMS/Tlp Only : 0822 2666 9656
Pin BB only. : 283DCD92
Promo Bulan ini beli 2 gratis 1 + free ongkir
Apakah anda kurang puas dengan ukuran PENIS anda?
Cepat keluar ketika berhubungan?
Terasa lembek & kurang bertenaga ?
VIMAX – APA KHASIATNYA?
» Menambah Besar dan Panjangkan penis ( hingga 6 cm bahkan bisa lebih )
» Menghilangkan / Mengatasi ED (Ejakulasi Dini)
» Menggeraskan Penis yang aslinya loyo & Tahan Lama
» Suplemen penambah stamina saat berhubungan intim
» Permanen tidak akan kembali menggecil lagi.
- Stoke Ready
- @ IDR 500.000,-
PEMESANAN / KONSULTASI
SMS/Tlp Only : 0822 2666 9656
Pin BB only. : 283DCD92
Promo Bulan ini beli 2 gratis 1 + free ongkir
JANDA KEMBANG | JANDA MUDA | JANDA BODONG| KUMPUL SEMUA DISINI
BalasHapusJANDA BODONG JOGET SAMBIL BUGIL MEMEKNYA MERAH BASAH
JANDA BODONG TOKET KENCENG PENGIN DIKENYOT
JANDA BODONG DIPAKSA ANAL SEX
NGAJAK NGESEX DI WC TEMEN SEKANTOR YANG PALING SENSUAL DAN MENGGAIRAHKAN
KONTOL GEDE YANG BUAT MEMEK MENJERIT ......
vimaxobat pemanjang penis
BalasHapusklg usaobat pemanjang penis
viagraobat kuat
viagraobat ejakulasi dini
viagraobat lemah syahwat
viagraobat kuat tahan lama